Raihlah Prestasimu !

Raihlah Prestasimu !
KARAKTER MENUNJUKKAN JATI DIRI SMP SIMPON 1 SURAKARTA
smp muhammadiyah. Diberdayakan oleh Blogger.

Latest Post

Pendidikan Islam

Written By mgmpbahasaindonesia10 on Senin, 03 Maret 2014 | 06.22



Sebagai orang yang menganut ajaran agama Islam hendaknya kita mengetahui sejauh mana pendidikan Islam itu sendiri. Tidak sedikit orang yang mengaku beragama Islam akan tetapi pengetahuan tentang pendidikan Islam sangat minim yang berakibat tindakan dan tingkah lakunya tidak layak disebut sebagai orang Islam.


Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolah alam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian sehingga akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seisinya.


Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11)


Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya oleh tipu muslihat syaithan.

Muadz bin Jabal ra. berkata: “Andaikata orang yang beakal itu mempunyai dosa pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya dia cenderung masih bisa selamat dari dosa tersebut namun sebaliknya, andaikata orang bodoh itu mempunyai kebaikan dan kebajikan pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya ia cenderung tidak bisa mempertahankannya sekalipun hanya seberat biji sawi.”

Ada yang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Ia menjawab, “Sesungguhnya jika orang berakal itu tergelincir, maka ia segera menyadarinya dengan cara bertaubat, dan menggunakan akal yang dianugerahkan kepadanya. Tetapi orang bodoh itu ibarat orang yang membangun dan langsung merobohkannya karena kebodohannya ia terlalu mudah melakukan apa yang bisa merusak amal shalihnya.”

Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia butuh terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Kemuliaan manusia terletak pada akal yang dianugerahi Allah. Akal ini digunakan untuk mendidik dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal penciptanya dan beribadah kepada-Nya dengan benar. Itulah sebabnya Rasulullah SAW menggunakan metode pendidikan untuk memperbaiki manusia, karena dengan pendidikanlah manusia memiliki ilmu yang benar. Dengan demikian, ia terhindar dari ketergelinciran pada maksiat, kelemahan, kemiskinan dan terpecah belah.

Pentingnya Pendidikan Islam
Pendidikanmerupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Tak heran bila kini pemerintah mewajibkan program belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi pandai dan beradab. Pendidikan juga merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah manusia yang memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan.

Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu: tilawah (membacakan ayat Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa) dan ta’limul kitab wa sunnah (mengajarkan al kitab dan al hikmah). Pendidikan dapat merubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik disebabkan pendidikan mempunyai kelebihan. Pendidikan mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh, pemeliharaan apa yang telah dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang diperolehnya dan agar tetap pada rel syariah. Hasil dari pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang tenang, akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak beramal.

Pendidikan Islam berpadu dalam pendidikan ruhiyah, fikriyah (pemahaman/pemikiran) dan amaliyah (aktivitas). Nilai Islam ditanamkan dalam individu membutuhkan tahpan-tahapan selanjutnya dikembangkan kepada pemberdayaan di segala sektor kehidupan manusia. Potensi yang dikembangkan kemudian diarahkan kepada pengaktualan potensi dengan memasuki berbagai bidang kehidupan. (QS. Ali Imran (3) : 103)

Pendidikan yang diajarkan Allah SWT melalui Rasul-Nya bersumber kepada Al Qur’an sebagai rujukan dan pendekatan agar dengan tarbiyah akan membentuk masyarakat yang sadar dan menjadikan Allah sebagai Ilah saja. 

Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan akhirat. Hasil ilmu yang diperolehnya adalah kenikmatan yang besar, yaitu berupa pengetahuan, harga diri, kekuatan dan persatuan. 

Tujuan utama dalam pendidikan Islam adalah agar manusia memiliki gambaran tentang Islam yang jelas, utuh dan menyeluruh.  

Interaksi di dalam diri ini memberi pengaruh kepada penampilan, sikap, tingkah laku dan amalnya sehingga menghasilkan akhlaq yang baik. Akhlaq ini perlu dan harus dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji Al Qur’an, sholat malam, shoum (puasa) sunnah, berhubungan kepada keluarga dan masyarakat. Semakin sering ia melakukan latihan, maka semakin banyak amalnya dan semakin mudah ia melakukan kebajikan. Selain itu latihan akan menghantarkan dirinya memiliki kebiasaan yang akhirnya menjadi gaya hidup sehari-hari.

Kesinambungan dalam Pendidikan Islam
Pendidikan Islam dalam bahasa Arab disebut tarbiyah Islamiyahmerupakan hak dan kewajiban dalam setiap insan yang ingin menyelamatkan dirinya di dunia dan akhirat. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai akhir hayat.” Maka menuntut ilmu untuk mendidik diri memahami Islam tidak ada istilah berhenti, semaki banyak ilmu yang kita peroleh maka kita bertanggung jawab untuk meneruskan kepada orang lain untuk mendapatkan kenikmatan berilmu, disinilah letak kesinambungan.

Selain merupakan kewajiban, kegiatan dididik dan mendidik adalah suatu usaha agar dapat memiliki ma’dzirah (alasan) untuk berlepas diri bila kelak diminta pertanggungjawaban di sisi Allah SWT yakni telah dilakukan usaha optimal untuk memperbaiki diri dan mengajak orang lain pada kebenaran sesuai manhaj yang diajarkan Rasulullah SAW.

Untuk menghasilkan Pendidikan Islam yang berkesinambungan maka dibutuhkan beberapa sarana, baik yang mendidik maupun yang dididik, yaitu:

1. Istiqomah
Setiap kita harus istiqomah terus belajar dan menggali ilmu Allah, tak ada kata tua dalam belajar, QS. Hud (11) : 112, QS. Al Kahfi (18) : 28

2. Disiplin dalam tanggung jawab
Dalam belajar tentu kita membutuhkan waktu untuk kegiatan tersebut. sekiranya salah satu dari kita tidak hadir, maka akan mengganggu proses belajar. Apabila kita sering bolos sekolah, apakah kita akan mendapatkan ilmu yang maksimal. Kita akan tertinggal dengan teman-teman kita, demikian pula dengan guru, apabila ia sering membolos tentu anak didiknya tidak akan maju karena pelajaran tidak bertambah.

3. Menyuruh memainkan peran dalam pendidikan
Setiap kita dituntut untuk memerankan diri sebagai seorang guru pada saat-saat tertentu, memerankan fungsi mengayomi, saat yang lainnya berperan sebagai teman. Demikiannya semua peran digunakan untuk memaksimalkan kegiatan pendidikan.

Kata Kunci :


Calo UN

Waspadai Calo UN


SELURUH siswa, baik SD, SMP maupun SMA saat ini dituntut untuk mempersiapkan diri dengan matang guna menghadapi UN yang sebentar lagi tiba. Bagi sebagian siswa UN merupakan momok menakutkan. Karena di sinilah nasib mereka ditentukan. Lulus dan tidaknya siswa sangat bergantung pada persiapan yang dilakukan.

Begitu pentingnya UN bagi masa depan siswa, tak jarang cara apa pun akan ditempuh mereka untuk bisa lulus. Salah satu cara ditempuh adalah membeli kunci jawaban ujian dari calo UN.

Harus diakui bahwa dalam setiap pelaksanaan ujian sering muncul oknum tidak bertanggung jawab yang mengaku bisa memberikan kunci jawaban soal ujian. Kehadiran oknum calo UN tersebut tentu sangat merugikan para siswa. Bukan hanya kerugian materi, keberadaan calo UN juga akan membuat siswa kurang percaya diri dalam menghadapi ujian.

Karena itu, bagi siswa dan orang tua diharapkan selalu waspada jika bertemu dengan oknum yang mengaku bisa memberikan kunci jawaban UN. Bisa dipastikan informasi yang mereka bawa adalah bohong. Karena kunci keberhasilan lulus ujian nasional bukan terletak pada calo, melainkan dari siswa.
Ditindak Tegas
Tidak bisa kita pungkiri bahwa keberadaan oknum calo sering membuat lengah siswa dan orang tua. Apalagi bagi mereka yang berpikiran pendek dan memiliki persiapan kurang maksimal dalam menghadapi ujian. Akhirnya jalan yang ditempuh adalah membeli kunci jawaban kepada calo UN yang tingkat kebenarannya sangat diragukan.

Untuk menghindari dampak negatif akan keberadaan calo UN, langkah terbaik yang bisa diambil adalah memberikan pengertian kepada orang tua ataupun siswa agar tidak mudah terpengaruh dan percaya kepada calo UN. Khusus kepada siswa pihak sekolah dan guru diharapkan mampu memberikan motivasi agar mereka percaya diri dalam menghadapi ujian.

Di samping itu, pemerintah harus bertindak tegas kepada para calo UN. Jika ditemukan dan terbukti menjadi calo, oknum tersebut harus diberi sanksi setimpal. Misalnya dihukum penjara. Hal itu dilakukan guna memberikan efek jera kepada pelaku serta oknum yang lain agar tidak melakukan perbuatan serupa.

PELAJARAN SANG KELEDA




Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Sementara si petani, sang pemiliknya, memikirkan apa yang harus dilakukannya.Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun karena berbahaya. Jadi tidak berguna
menolong si keledai. Ia mengajak tetangganya untuk membantu-nya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.
Ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia meronta-ronta.Tetapi kemudian, ia menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang melihatnya.Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan.Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan
itu, namun si keledai juga terus menguncangkan badannya dan kemudian melangkah naik. Si keledai akhirnya bisa meloncat dari sumur dan kemudian melarikan diri.
Renungan:
Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepada kita, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari “sumur” (kesedihan dan masalah) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dari “sumur” dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.
Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari “sumur” yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah. Guncangkanlah hal-hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik.

WANITA (dialog TUHAN dengan Malaikat)



KETIKA TUHAN MENCIPTAKAN WANITA, DIA LEMBUR PADA HARI KE-ENAM. MALAIKAT DATANG DAN BERTANYA,


Malaikat           :  “Mengapa begitu lama, Tuhan?”
Tuhan               :  “Sudahkan engkau lihat semua detail yang saya buat untuk menciptakan mereka?Dua tangan ini harus bisa dibereskan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjaga banyak anak saat yang bersamaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan…., dan semua dilakukannya cukup dengan dua tangan ini.”

MALAIKAT PUN TAKJUB.

Malaikat           :  “Hanya dengan dua tangan?…. impossible!! Dan itu model standard?! Sudahla Tuhan, cukup dulu untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya.”
Tuhan               :  “Oh… Tidak, aku akan menyelesaikan ciptaan ini, karena ini adalah ciptaan favorit saya. O ya…. Dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri, dan bisa bekerja 18 jam sehari.”

MALAIKAT MENDEKAT DAN MENGAMATI BENTUK WANITA CIPTAAN TUHAN ITU.

Malaikat           :  “Tapi ENGKAU membuatnya begitu lembut TUHAN ?
Tuhan               :  “Yah.. SAYA membuatnya lembut. Tapi ENGKAU belum bisa bayangkan kekuatan yang SAYA berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa.”
Malaikat           :  “Dia bisa berpikir?”
Tuhan               :  “Tidak hanya berpikir, dia mampu bernegosiasi.”

MALAIKAT ITU MENYENTUH DAGUNYA….

Malaikat           :  “TUHAN, ENGKAU buat ciptaan ini kelihatan lelah & rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya. 
Tuhan               :  “Itu bukan lelah atau rapuh….itu air mata.”
Malaikat           :  “Untuk apa?”

TUHAN MELANJUTKAN….

Tuhan               :  “Air mata adalah salah satu cara dia mengekspressikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan kebanggaan.”
Malaikat           :  “Luar biasa, ENGKAU jenius TUHAN. ENGKAU memikirkan segala sesuatunya, wanita ciptaanMU ini akan sungguh menakjubkan!”
Tuhan               :  Ya pastii! Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki. Dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki. Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri. Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit. Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan. Dia berkorban demi orang yang dicintainya. Mampu berdiri melawan ketidakadilan. Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik. Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat. CINTANYA TANPA SYARAT. Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang. Dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa. Dia begitu bahagia mendengar kelahiran. Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian. Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup. Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.
                        Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita, DIA LUPA BETAPA BERHARGANYA DIRINYA…



Sampaikan ini kepada wanita di sekeliling kita. Ingatkan mereka, karena terkadang mereka perlu diingatkan..!!!

Bicara Dengan Bahasa Hati


Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati anda.    
Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula. Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak anda, namun juga betapa lembut hati anda dalam menjalani segala sesuatunya. Anda takkan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat,  atau membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada anda.
Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada
keberhasilan anda, Insya Allah!

Sepuluh Budaya Malu

Written By mgmpbahasaindonesia10 on Selasa, 25 Februari 2014 | 06.45

Kalung ‘Sepuluh Budaya Malu’

13021861221439345111
Kalung Sepuluh Budaya Malu - Dok Pribadi
Di sisi belakang kantor kami terdapat sekolah dasar. Selama ini saya tidak pernah melongok ke sekolahan itu, karena memang tidak ada keperluannya, apalagi ada pembatas dinding tembok yang tinggi. Pada pembatas itu hanya ada satu pintu penghubung.
Kemarin, tanggal 6 April 2011, hampir semua direksi dan karyawan kantor kami melalui pintu penghubung itu, mengunjungi sekolahan itu. Kami tidak mendapatkan sambutan meriah dari tuan rumah. Kami mendapati sekolah dalam keadaan kosong dan terkunci ruang-ruangnya. Kami semua berkumpul di halaman sekolah itu.
13021862351854218095
Berkumpul di Muster Point - Dok Pribadi
Ya, kami sedang melaksanakan latihan ‘tanggap darurat’, latihan evakuasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya gempa atau kebakaran. Sekolah itu menjadi tempat evakuasi (muster point). Tentu saja manajemen sudah minta ijin sebelumnya dan memang sengaja memilih saat aktivitas sekolah sudah usai, yaitu sekitar pukul 14.30 hingga 15.00 WIB. Dari sejak alarm kantor berbunyi hingga berkumpul di sekolah itu dibutuhkan waktu 8 menit. Latihan sekitar 30 menit itu berjalan dengan sukses.
Hal lainnya, melewati selasar sekolah itu, saya bisa membaca apa yang tertera di dinding dan ‘majalah dinding’. Ada pengumuman dan berbagai hasil karya para siswa. Satu ‘peringatan’ yang menarik adalah tentang budaya malu yang harus dimiliki para siswa. Berikut lengkapnya (maaf, saya salin tanpa ijin).
***
Sepuluh (10) Budaya Malu Siswa
1. Malu tidak belajar
2. Malu tidak mengerjakan PR
3. Malu membolos sekolah
4. Malu berbohong dan berdusta
5. Malu meminjam alat tulis teman
6. Malu terlambat sekolah
7. Malu tidak piket kelas
8. Malu menyontek
9. Malu bercanda dan berkelahi
10. Malu membuang sampah sembarangan
***
Karena budaya malu itu di sekolah, maka konteksnya ya untuk para siswa, terutama menyangkut kegiatan belajar. Bisa dimaklumi jika tidak tertera ‘Malu melakukan korupsi’, karena siswa jarang yang pegang jabatan dan proyek. Korupsi yang biasa dilakukan oleh para siswa adalah menyontek, dan itu sudah diakomodir dalam ‘peringatan’ itu.
Sepertinya boleh juga tulisan semacam itu ditempelkan di instansi-instansi pemerintah atau swasta, terutama yang tugasnya berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat. Tapi bisa juga sih untuk perkantoran swasta sejenis kantor kami. Hanya saja isinya perlu sedikit dimodifikasi, disesuaikan dengan konteknya. Misalnya:

Sepuluh (10) Budaya Malu Karyawan
1. Malu tidak bekerja (ngobrol sana-sini gak jelas, kecuali memang sedang tak ada kerjaan)
2. Malu jika ngasih PR kepada bawahan (kerjaan baiknya sih jangan sampai dibawa pulang)
3. Malu bolos kerja
4. Malu berbohong dan berdusta
5. Malu meminjam ‘tenaga’ teman (lempar tanggung jawab)
6. Malu terlambat bekerja, terutama sedang ada kerjaan.
7. Malu tidak piket sebagai floor warden dalam ‘tanggap darurat’
8. Malu menyontek, terutama saat mengisi test dan simulasi e-learning
9. Malu berbuat mo-limo
10. Malu membuang sampah sembarangan

Sepuluh (10) Budaya Malu Abdi Masyarakat
1. Malu melanggar sumpah jabatan
2. Malu menunda dan mempersulit pekerjaan, apalagi kok hanya gara-gara permintaan suap yang tidak terpenuhi.
3. Malu bolos kerja atau keluyuran ke tempat yang tidak semestinya (mal, tempat hiburan, dan semacamnya)
4. Malu berbohong dan berdusta
5. Malu memimpong rakyat yang harusnya segera dilayani
6. Malu terlambat bekerja, apalagi antrian sudah panjang.
7. Malu tidak piket/shif yang sudah dijadwalkan, maunya cuma nitip absen saja.
8. Malu menyontek tanda tangan atasan untuk kepentingan pribadi
9. Malu berbuat mo-limo
10. Malu membuang sampah sembarangan
Sepuluh item sepertinya sudah cukup, tidak perlu banyak-banyak, yang penting sudah melingkupi semuanya. Satu hal yang bisa membuat seseorang menjadi kurang antusias untuk komit terhadap sepuluh budaya malu itu adalah slogan “Emang Gua Pikirin”. Khusus untuk pengurusan kepada abdi negara, agar menjadi “Oke Gua Pikirin”, bisa saja saat mengurus di instansi itu sambil mengalungkan peringatan ‘Sepuluh (10) Budaya Malu Abdi Negara’ di lehernya (lihat foto), seperti kartu peserta simposium/seminar yang ukuran setengah A4 itu, sekaligus tertera nomor urut yang perlu segera dilayani. Jadi akan terbaca langsung oleh petugasnya.

SENARAI NILAI MORAL

Written By mgmpbahasaindonesia10 on Jumat, 07 Februari 2014 | 05.04


SENARAI NILAI MORAL
BIDANG 1 - PERKEMBANGAN DIRI

1.1 KEPERCAYAAN KEPADA TUHAN
Keyakinan wujudnya Tuhan sebagai pencipta alam dan mematuhi segala suruhan Nya berlandaskan pegangan agama masing-masing selaras dengan prinsip Rukun Negara

1.2 AMANAH

Sikap bertanggungjawab yang boleh menimbulkan kepercayaan dan keyakinan orang lain

1.3 HARGA DIRI
Keupayaan dan keyakinan diri agar mampu memulia dan menjaga maruah diri dalam kehidupan

1.4 BERTANGGUNGJAWAB
Kesanggupan diri seseorang untuk memikul dan melaksanakan tugas serta kewajipan dengan sempurna

1.5 HEMAH TINGGI
Beradap sopan dan berbudi pekerti mulia dalam pergaulan seharian

1.6 TOLERANSI
Kesanggupan bertolak ansur, sabar dan mengawal diri bagi mengelakkan berlakunya pertelingkahan dan perselisihan faham demi kesejahteraan hidup

1.7 BERDIKARI
Kebolehan dan kesanggupan melakukan sesuatu tanpa bergantung kepada orang lain

1.8 KERAJINAN
Usaha yang berterusan penuh dengan semangat ketekunan, kecekalan, kegigihan, dedikasi dan berdaya maju dalam melakukan sesuatu perkara

1.9 KASIH SAYANG
Kepekaan dan perasaan cinta yang mendalam serta berkekalan yang lahir daripada hati yang ikhlas

1.10 KEADILAN
Tindakan dan keputusan yang saksama serta tidak berat sebelah

1.11 RASIONAL
Boleh berfikir berdasarkan alasan dan bukti yang nyata dan dapat mengambil tindakan berasaskan pertimbangan yang wajar

1.12 KESEDERHANAAN
Bersikap tidak keterlaluan dalam membuat pertimbangan dan tindakan sama ada dalam pemikiran, pertuturan atau perlakuan tanpa mengabaikan kepentingan diri dan orang lain

BIDANG 2 - KEKELUARGAAN

2.1 KASIH SAYANG TERHADAP KELUARGA
Perasaan cinta, kasih dan sayang yang mendalam dan berkekalan terhadap keluarga

2.2 HORMAT DAN TAAT KEPADA ANGGOTA KELUARGA
Memuliakan setiap anggota keluarga dengan berinteraksi dan memberi layanan secara bersopan untuk mewujudkan keluarga yang harmoni

2.3 MENGEKALKAN TRADISI KEKELUARGAAN
Menerima, menghormati dan mengamalkan sesuatu kebiasaan, adat dan kepercayaan yang diwarisi secara turun temurun dalam keluarga

2.4 TANGGUNGJAWAB TERHADAP KELUARGA
Kewajipan yang harus dilaksanakan oleh setiap individu terhadap keluarga untuk melahirkan keluarga bahagia, meningkatkan imej dan menjaga meruah keluarga

BIDANG 3 - ALAM SEKITAR

3.1 MENYAYANGI DAN MENGHARGAI ALAM SEKITAR
Kesedaran tentang perlunya memelihara dan memulihara alam sekeliling untuk mengekalkan keseimbangan ekosistem

3.2 KEHARMONIAN ANTARA MANUSIA DENGAN ALAM SEKITAR
Keadaan saling memerlukan hubungan harmonis antara manusia dengan alam sekeliling supaya kualiti kehidupan manusia dan alam sekeliling terpelihara

3.3 KEMAPANAN ALAM SEKITAR
Pengekalan keseimbangan alam sekeliling sebagai tanggungjawab bersama untuk kesejahteraan hidup

3.4 PEKA TERHADAP ISU-ISU ALAM SEKITAR
Prihatin terhadap persoalan yang berkaitan dengan alam sekeliling dan berusaha menyelesaikannya

BIDANG 4 - PATRIOTISME

4.1 CINTA AKAN NEGARA
Perasaan sayang dan bangga kepada negara serta meletakkan kepentingan negara melebihi kepentingan diri

4.2 TAAT SETIA PADA RAJA DAN NEGARA
Kepatuhan dan kesetiaan yang berkekalan kepada Raja dan Negara4.3 SANGGUP BERKORBAN UNTUK NEGARA
Kerelaan melakukan atau menyerahkan sesuatu termasuk nyawa sebagai tanda kebaktian untuk negara

BIDANG 5 - HAK ASASI

5.1 MELINDUNGI HAK KANAK-KANAK
Membela, memberi naungan dan memelihara hak kanak-kanak bagi menjamin kehidupan mereka yang sempurna

5.2 MENGHORMATI HAK WANITAMelindungi dan mengiktiraf wanita sebagai individu yang boleh memberi sumbangan dalam pembangunan keluarga, masyarakat dan Negara

5.3 MELINDUNGI HAK PEKERJA
Menghormati, menghargai dan mengiktiraf perkhidmatan, jasa dan sumbangan golongan pekerja dalam pembangunan Negara

5.4 MENGHORMATI HAK GOLONGAN KURANG BERUPAYA
Memberi layanan yang bersopan kepada golonga kurang berupaya supaya tidak berasa tersisih dan mengiktiraf mereka sebagai insan ciptaan Tuhan

5.5 MELINDUNGI HAK PENGGUNA
Membela dan memelihara hak individu untuk menjadi pengguna yang berilmu, mendapat perkhidmatan serta barangan yang berkualiti dan tidak mudah dieksploitasi

BIDANG 6 - DEMOKRASI

6.1 MEMATUHI PERATURAN DAN UNDANG-UNDANG
Menerima dan mematuhi peraturan dan undang-undang yang telah ditentukan tanpa mengira sesiapa dan di mana seseorang itu berada

6.2 KEBEBASAN BERSUARA
Kebebasan berucap dan mengeluarkan fikiran dengan batasan tertentu bagi menjaga keselamatan dan ketenteraman

6.3 KEBEBASAN BERAGAMA
Kebebasan setiap individu untuk menganuti dan mengamalkan agamanya seperti yang diperuntukkan dalam Perlembagaan Malaysia

6.4 PENGLIBATAN DIRI DALAM PEMBANGUNAN NEGARA
Kebebasan untuk melibatkan diri dalam pelbagai aktiviti pembangunan negara dengan memetuhi peraturan, undang-undang dan Perlembagaan Malaysia

6.5 SIKAP KETERBUKAAN
Bersedia memberi dan menerima pendangan, pembaharuan dan kritikan selaras dengan kebenaran fakta dan norma masyarakat Malaysia

BIDANG 7 - KEAMANAN DAN KEHARMONIAN

7.1 HIDUP BERSAMA SECARA AMAN
Hidup berbaik-baik antara satu sama lain dengan mengutamakan kedamaian dan keharmonian hidup tanpa mengira agama, bangsa dan budaya

7.2 SALING MEMBANTU DAN BEKERJASAMA
Usaha yang baik dan membina yang dilakukan bersama pada peringkat individu, komuniti atau negara untuk mencapai sesuatu matlamat

7.3 SALING MENGHORMATI ANTARA NEGARA
Menghargai dan memuliakan hubungan antara negara untuk menjamin kesejahteraan sejagat

Teladan Nabi Muhammad SAW

Written By mgmpbahasaindonesia10 on Kamis, 06 Februari 2014 | 19.24





Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW tentang Khasiat Ayat Kursi

kisah teladan nabi muhammad saw dan khasiat ayat kursiInilah Kisah teladan Nabi MuhammadSAW yang bersumber dari hadits Bukhari. Tentang dahsyatnya khasiat Ayat Kursi. Tentang rahasia yang dibeberkan oleh setan menjelang tidur. Mari kita mempraktekkan resep yang ada dalam kisah teladan Nabi Muhammad yang kurang lebih diriwayatkan dalam hadits Bukhari seperti berikut ini…

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW mewakilkan tugas untuk menjaga zakat fitrah Ramadhan kepadaku, kemudian ada seseorang mendekatiku lalu dengan bergegas dia mengambil satu genggam makanan yang dijaga itu. Dan aku pun dengan cepat menangkapnya dan aku katakan bahwasanya aku tidak segan mengadukan perkara ini kepada Rasulullah SAW.

Maka dia pun mengeluh, tuturnya: “Saya ini orang miskin yang memiliki banyak beban keluarga, dan saya amat memerlukannya.” Lalu aku lepaskan dia. Pada pagi harinya saya menemua Rasul SAW, dan sabda beliau : “Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan tawananmu tadi malam? Jawab saya : “Dia mengeluh bahwasanya dia melarat, sampai saya tak sampai hati, maka saya lepaskan dia. Sabdanya (Rasulullah): “Dia membohongimu, dan malam nanti dia akan mendatangimu kembali

Lanjutan kisah teladan Nabi Muhammad SAW

Informasi Produk Gratis Bermutu
Alkisah, saya menjaganya makin ketat, sebab beliau (Nabi Muhammad SAW), memberitahu bahwa dia hendak mendatangiku kembali. Ternyata betul, dia hadir dan mengambil satu genggam lagi. Kemudian saya tangkap dia, dan saya katakan perihal ini akan diadukan pada Rasulullah SAW.

kisah teladan nabi muhammad sawDia menjawab sama seperti pada malam pertama, dan dia janji untuk tidak mengulanginya. Karena jawabnya itu, maka saya lepaskan dia. Dan pada pagi harinya beliau Nabi Muhammad SAW, menegur tindakan saya tadi malam (partanyaan dan jawaban sama dengan pada malam pertama).

Pada malam ke-3 saya lebih mengetatkan penjagaan, dan ternyata dia hadir kembali mendekati saya, dan melakukan seperti malam-malam sebelum itu. Saya mengatakan padanya : “Ini sudah malam yang ke-3 anda telah berjanji untuk tidak lagi mengulanginya, mengpa anda kau kembali lagi?

Jawabannya: “Lepasakan saya, dan saya berjanji mau mengajarkan kepada engkau kalimat yang dapat engkau ambil manfaatnya. Tanya saya: “Apa yang dimaksud?”

Jawabannya : “Ketika mau tidur baca olehmu ayat kursi, pasti engkau dijaga selalu oleh Allah, dan setan tiada menghampirimu hingga pagi. Lalu saya lepasakan dia, dan pada pagi hari beliau Nabi SAW, kembali bertanya : “Apa yang dilakukan tawananmu tadi malam? Jawab saya : “Dia mengajarkan beberapa kalimat kepada saya, katanya dapat diambil manfaat bagi saya, sampai saya melepasakan dia.

Tanya beliau Nabi Muhammad SAW : “Kalimat apakah itu? Jawab saya : “Dia mengatakan, bila engkau tidur, baca AYAT KURSI, pasti engkau akan selalu dijaga oleh Allah dan setan tiada menghampiri engkau sampai pagi.  Lalu beliau bersabda : “Dia berkata benar, padahal biasanya dia bohong. Tahukah kamu siapa ia? Jawab saya : “Tidak tahu.”  Kemudian beliau bersabda : “Itu adalah setan.” (HR Bukhari)
***

Kata kunci: tentang maulid nabi dan kisah teladan Nabi Muhammad

Hikmah kisah teladan Nabi Muhammad di atas adalah agar kita senantiasa membaca ayat kursi sebelum tidur. Mari petik khasiat ayat kursi yang luar biasa ini. Beritahu resep ini ke kawan anda yah…

Pendidikan Karakter Dalam Melengkapi Kepribadian



Pada awalnya, manusia itu lahir hanya membawa “personality” atau kepribadian. Secara umum kepribadian manusia ada 4 macam dan ada banyak sekali teori yang menggunakan istilah yang berbeda bahkan ada yang menggunakan warna, tetapi polanya tetap sama. Secara umum kepribadian ada 4, yaitu :
1. Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka tantangan, bos atas dirinya sendiri.
2. Sanguinis : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.
3. Phlegmatis :  tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
4. Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, Perfection, suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
Di atas ini adalah teori yang klasik dan sekarang teori ini banyak sekali berkembang, dan masih banyak digunakan sebagai alat tes sampai pengukuran potensi manusia.
Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda. Nah dari ke 4 kepribadian tersebut, masing-masing kepribadian tersebut memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Misalnya tipe koleris identik dengan orang yang berbicara “kasar” dan terkadang tidak peduli, sanguin pribadi yang sering susah diajak untuk serius, phlegmatis sering kali susah diajak melangkah yang pasti dan terkesan pasif, melankolis terjebak dengan dilemma pribadi “iya” dimulut dan “tidak” dihati, serta cenderung perfectionis dalam detil kehidupan serta inilah yang terkadang membuat orang lain cukup kerepotan.
Tiap manusia tidak bisa memilih kepribadiannya, kepribadian sudah hadiah dari Tuhan sang pencipta saat manusia dilahirkan. Dan setiap orang yang memiliki kepribadian pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan social dan masing-masing pribadi.  Mudah ya, penjelasan ini.
Nah, karakter nya dimana? Saat tiap manusia belajar untuk mengatasi kelemahannya dan memperbaiki kelemahannya dan memunculkan kebiasaan positif yang baru maka inilah yang disebut dengan karakter. Misalnya, seorang koleris murni tetapi sangat santun dalam menyampaikan pendapat dan instruksi kepada sesamanya, seorang yang sanguin mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus. Itulah Karakter. Pendidikan Karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu yang perlu dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia dini (idealnya).
Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus DIBANGUN dan DIKEMBANGKAN secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu PROSES yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari.
Banyak saya perhatikan bahwa orang-orang dengan karakter buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan bahwa cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain atau kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti sekarang ini. Memang benar bahwa dalam kehidupan, kita harus menghadapi banyak hal di luar kendali kita, namun karakter Anda tidaklah demikian. Karakter Anda selalu merupakan hasil pilihan Anda.
Ketahuilah bahwa Anda mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan menjadikan Anda seorang pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter akan melindungi segala sesuatu yang Anda hargai dalam kehidupan ini.

Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. Anda memiliki KONTROL PENUH atas karakter Anda, artinya Anda tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter Anda yang buruk karena Anda yang bertanggung jawab penuh. Mengembangkan karakter adalah TANGGUNG JAWAB pribadi Anda.

Supervisi Diri

Written By mgmpbahasaindonesia10 on Sabtu, 04 Januari 2014 | 08.07


Supervisi Diri untuk Pertumbuhan Profesionalisme Guru

Dalam konteks pendidikan, istilah supervisi pada umumnya lebih  diartikan sebagai kegiatan pengawasan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah terhadap guru dalam upaya membantu meningkatkan profesionalisme guru. Selanjutnya, muncul pula istilah peer supervision (supervisi sejawat) yaitu kegiatan supervisi yang dilakukan bersama rekan sejawat,  saling bekerjasama guna  meningkatkan kompetensi dan kinerjanya.
Kedua bentuk supervisi  di atas bertumpu pada pengawasan seseorang oleh orang lain, baik oleh atasan maupun teman sejawat. Dalam kasus-kasus tertentu pengawasan oleh orang lain seperti ini mungkin dapat menimbulkan ketidaknyamanan psikologis. Misalnya, merasa menjadi tertekan dan risi,  seolah-olah  kehidupan kerjanya diambil alih dan dikendalikan  oleh orang lain.
Belakangan ini muncul istilah Supervisi Diri (Self Supervision), yaitu salah satu model supervisi yang memungkinkan pihak yang disupervisi (supervisee) memiliki independensi dalam bekerja, dapat mengelola diri  dan bertanggung atas pertumbuhan profesionalismenya sendiri.
Merujuk pada tulisan yang dipublikasikan www.exforsys.com, saya akan memberikan gambaran ringkas tentang  Supervisi Diri, khususnya dalam konteks pengembangan profesi guru.
Supervisi diri dapat diartikan sebagai kemampuan seorang  guru untuk memahami kemampuan diri, mengatur diri dan mengevaluasi dirinya sendiri dalam rangka beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan situasi lingkungan kerjanya, sehingga pada gilirannya  dia dapat bekerja secara efektif, efisien dan produktif.
Supervisi diri harus dapat memandu seseorang dalam mengelola berbagai kegiatan dan pekerjaannya. Beberapa contoh hasil dari praktik supervisi diri yang dilakukan guru:
  • Guru dapat melakukan tugas tanpa terus-menerus harus diingatkan oleh atasan
  • Guru membuat program dan rencana kerja tertulis secara benar dan tepat.
  • Guru mampu mencurahkan segenap pikirannya dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan tanpa gagal  dan tepat waktu.
  • Guru membuat  laporan tugas yang telah diselesaikannya secara tertulis
Supervisi diri memiliki aspek penting yaitu kemampuan merefleksi atas tugas-tugas yang dilakukannya, didalamnya terdiri dari 2 (dua) komponen penting,  yaitu: (1) observasi diri (self-observation) dan (2) penilaian diri (self-assessment).
Observasi diri yaitu senantiasa memperhatikan dan waspada atas apa yang Anda lakukan saat ini, di dalamnya mencakup pikiran, perasaan dan tindakan Anda sebagai guru. Sedangkanpenilaian diri adalah mengevaluasi kinerja sendiri, mengukur proses dan hasil kegiatan dan tugas-tugas yang dilakukan, termasuk di dalamnya mempertanyakan kembali dampak dan efektivitas dari supervisi diri yang sedang dikembangkannya.
Supervisi diri bukan berarti menjadikan Anda sebagai boss yang dapat bertindak semena-mena atas diri Anda sendiri (apalagi terhadap orang lain), terkait dengan pekerjaan, tetapi lebih mengarah dan menekankan pada pembentukan kesadaran dan tanggung jawab atas tugas-tugas keseharian Anda sebagai guru.
Terdapat tiga kemungkinan hasil supervisi diri: (1) hasil yang obyektif, menggambarkan keadaan dan ukuran nyata; (2) hasil yang under-estimate, menggambarkan keadaan dan ukuran di bawah kondisi nyata,  dan (3) hasil yang  over-estimate, menggambarkan keadaan dan ukuran di atas kondisi nyata.   Tentu, yang terbaik adalah supervisi yang dapat menggambarkan keadaan dan ukuran nyata dan sedapat mungkin menghindari terjadinyaunder-estimate atau over-estimate.
Beberapa pendekatan dan teknik yang dapat digunakan dalam supervisi diri:
  1. Mengkondisikan pikiran secara tepat dan memadai. Bila Anda ingin belajar bagaimana mengatur kehidupan dan tindakan Anda sendiri,  Anda harus memiliki pola pikir yang tepat. Ini berarti bahwa Anda harus yakin  pada pikiran dan hati nurani Anda sendiri  bahwa Anda bisa menjadi seseorang yang mampu bekerja secara mandiri. Salah satu cara untuk mengkondisikan pikiran adalah dengan berusaha menempatkan diri Anda pada posisi sebagai orang lain. Misalnya sebagai atasan Anda,  melalui cara ini, Anda bisa membayangkan dan memikirkan apa sebenarnya yang diharapkan dan dikehendaki atasan terhadap Anda dalam bekerja. Bagi guru, hal penting adalah berusaha memposisikan diri sebagai siswa yang merupakan  user Anda, sehingga Anda bisa menemukan apa yang dibutuhkan dan dikehendaki siswa  terhadap Anda sebagai gurunya.
  2. Membuat Checklist Keterampilan. Menyusun dan mengisi checklist atau instrumen pengumpul data akan sangat berguna untuk mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan diri Anda, khususnya tentang keterampilan Anda dalam melaksanakan tugas-tugas keseharian Anda. Misalnya, ketika Anda hendak melihat  sejauhmana keterampilan menerapkan pendekatan saintifik dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan menggunakan Checklist atau instrumen lainnya yang sesuai, maka Anda  akan dapat menemukan kelemahan-kelemahan spesifik yang masih perlu ditingkatkan.  Idealnya,  Checklist (instrumen) didesain dan dikonstruksi sendiri sehingga bisa menentukan hal-hal spesifik apa yang ingin diungkap dan ditingkatkan. Tetapi jika Anda belum mampu mengkonstruksi sendiri,  Anda bisa memanfaatkan Checklist  (instrumen) buatan orang lain, misalnya menggunakan instrumen yang biasa digunakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah dalam melakukan supervisi kelas.  Anda juga  bisa mencari sendiri di Internet melalui bantuan Google untuk menemukan instrumen yang bisa digunakan untuk kepentingan kegiatan supervisi diri Anda.
  3. Membuat daftar tugas (to do list). Mencatat agenda rangkaian aktivitas Anda yang isinya memuat jawaban dari pertanyaan apa yang harus  saya lakukan pada hari ini? Ini adalah proses pengambilan keputusan yang tidak hanya berkaitan dengan pelaksanaan tugas sehari-hari yang bersifat rutin tetapi di dalamnya terkandung proses perbaikan, mengacu pada data yang diperoleh berdasarkan hasil kegiatan instrumentasi (Checklist).
  4. Teknik  Bercermin (mirroring technique). Anda mungkin punya idola atau mengagumi seseorang, baik tokoh dunia, tokoh nasional  atau bahkan orang-orang  di sekitar Anda, seperti: orang tua, teman sejawat, atau atasan Anda yang dianggap sukses. Anda bisa bercermin dan belajar dari mereka  tentang bagaimana cara dan gaya mereka dalam menghadapi hidup dan tantangan hidup, termasuk  dalam bekerja. Tidak ada salahnya jika Anda meniru mereka dan menjadikan mereka sebagai inspirasi bagi Anda dalam bekerja. Kendati demikian, dalam proses selanjutnya, Anda perlu  mengembangkan cara dan gaya Anda sendiri yang paling sesuai dan Anda merasa nyaman melakukannya.
 
Buatan Sendiri
Hak Cipta Nasarudin Taufik © Guru Bahasa Indonesia. SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA